Puisi terakhir WS Rendra

Hidup itu seperti uap, yang sebentar saja lalu lenyap
Ketika orang memuji milikku, aku berkata bahwa ini hanya titipan saja
Bahwa mobilku adalah titipanNya,
Bahwa rumahku adalah titipanNya,
Bahwa hartaku adalah titipanNya,
Bahwa putra putriku hanyalah titipanNya

Tapi Mengapa  aku tidak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkannya kepadaku?
Untuk apa Dia menitipkan kepadaku
Dan kalau bukan milikku,
Apa yang seharusnya aku lakukan untuk milikNya ini?
Mengapa hatiku  justru merasa berat,


ketika titpan itu diminta kembali olehNya?

Malah ketika diminta kembali,
Kusebut itu musibah,
Kusebut itu ujian,
Kusebut itu petaka,
Kusebut itu apa saja...
Untuk melukiskan, bahwa semua  itu adalah derita
Ketika aku berdoa,
Kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi,
Aku ingin lebih banyak harta,
Aku ingin lebih banyak mobil
Aku ingin lebih banyak rumah,
Aku ingin lebih banyak popularitas

Dan kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
Seolah semua derita adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasihNya
Harus berjalan seperti penyelesaian matematika
Dan sesuai dengan kehendakku.
Aku rajin beribadah,
Maka selayaknya derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku...
Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagangku,
Dan bukan sebagai kekasih!
Kuminta Dia membalas perlakuan baikku,
Dan menolak keputusanNya yang tidak sesuai dengan keinginanku..

Duh Allah...
Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan matiku, hanyalah untukMu Ya Allah,
Ampuni aku Ya Allah...

Mulai hari ini,
Ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan,
Dan menjadi bijaksana,
Mau menuruti kehendakMu saja Ya Allah...
Sebab Aku yakin
Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku
Kehendakmu adalah yang terbaik bagiku...

Ketika aku ingin hidup kaya,
Aku lupa,
Bahwa hidup itu sendiri adalah sebuah kekayaan.
Ketika aku berat untuk memberi,
Aku lupa,
Bahwa semua yang aku miliki juga adalah pemberian.
Ketika aku ingin jadi yang terkuat,
Aku lupa,
Bahwa dalam kelemahan Tuhan memberikan aku kekuatan.
Ketika aku takut rugi,
Aku lupa,
Bahwa hidupku adalah sebuah keberuntungan karena anugerahNya

Ternyata hidup ini sangat indah,
Ketika kita selalu bersyukur kepadaNya.
Bukan karena hari ini indah, kita bahagia.
Tapi karena kita bahagia, maka hari ini menjadi indah.
Bukan karena tak ada rintangan kita menjadi optimis,
Tapi karena kita optimis, rintangan akan menjadi tak terasa.
Bukan karena mudah kita yakin bisa,
Tapi karena kita yakin bisa, semuanya menjadi mudah.
Bukan karena semua baik kita tersenyum,
Tapi karena kita tersenyum maka semua menjadi baik.
Tak ada hari yang menyulitkan kita,
Kecuali kita sendiri yang membuat sulit.
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
Cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
Cukuplah menjadi lentera yang dapat menerangi sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
Maka berdoalah untuk kebaikan.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top