KEINGINAN vs KEBUTUHAN


Narasi ini saya buat berdasarkan ceramah Aa Gym yang saya jadikan kesimpulan.

Biasanya orang-orang yang diperbudak oleh keinginan cenderung gelisah, karena dia takut apabila keinginannya tidak dapat terpenuhi. Maka dari itu biasanya orang yang memiliki keinginan kuat (obsesi terhadap sesuatu, misalnya terhadap suatu barang) semakin ingin malah pikirannya semakin kurang  jernih. Mengapa pikiran jadi kurang jernih? Ya karena apabila semakin menginginkan  barang tersebut, pasti akan selalu ada alasan agar dapat mewujudkannya.
Misalnya saja ingin mengganti Handphone padahal handphone yang sebelumnya masih bagus, tapi tergiur dengan iklan dan model terbaru.  maka dibelilah handphone yang lebih canggih dari yang sebelumnya padahal kebutuhannya hanya untuk menelpon saja. Karena tidak tahu cara menggunakan handphone yang canggih itu, tak lama kemudian  rusak. Layarnya jadi tidak responsif lagi, jadi jelek, jadi lemot, pokoknya hanphone itu jadi butut saja. Itu gara-gara keinginan ingin handphone baru yang lebih canggih tapi tidak sesuai dengan kebutuhannya.
tapi saya sendiripun sering diperbudak keinginan lalu bagaimana? Jadi sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu, apakah yang akan dibeli tersebut termasuk kebutuhan atau keinginan(Nafsu). Kalau yang  termasuk keinginan sebaiknya tidak perlu karena biasanya mubazir.seperti halnya yang handphone, padahal handphone yang sebelumya masih bisa dipakai tapi malah beli lagi yang canggih dan akhirnya malah jadi rusak. Sebaiknya  kalau punya keinginan tahan dulu. Dipikirkan lagi, begini  ‘kalau ga ada handphone canggih, gimana sih? apa telinga akan rebing? Atau kontrak kerja akan diputus?’ kan tidak berpengaruh karena itu keinginan bukan kebutuhan.
Apalagi kalau membeli sesuatu atas keinginan dengan tujuan Ria dan hanya agar dipuji orang. Sebenarnya untuk apa berbuat seperti itu toh yang dipuji juga barangnya bukan orang yang memilikinya. Sebenarnya itu duka bagi orang yang diperbudak nafsu dan selalu ingin dipuji orang, karena misalnya barang itu adalah handphone kredit. Sang pemilik handphone harus membayar cicilannya, belum lagi kalau handphonenya rusak dan masa garansinya sudah tidak berlaku, kan orang yang memujinya itu tidak mungkin mau membayar cicilan dan biaya service handphone yang rusak.
Jadi alangkah bijaknya apabila kita dapat membedakan yang mana keinginan(nafsu) dan yang mana kebutuhan yang memang kita perlukan.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top