Tidak ada yang benar benar rumah

Rumah, sebuah tempat yang nyaman untuk berlindung. Tempat kita bebas menjadi apa saja.

Kadang aku berpikir rasa nyaman itu ada tapi tak selalu ternyata, kadang dihadirkan padaku sebuah perasaan menyesakkan. 
Ya aku adalah manusia yang egois, adakalanya aku tidak mau mengerti oranglain. Ah tak apa oranglain tak mengerti aku, toh kata mama ku harus saling mengerti. Rasanya sulit juga ya, lama lama ku terbakar, mungkin mati pelan pelan tanpa ada yang tahu. Tiba tiba meninggal sepertimu, bukankah hal mengejutkan?
Kadang ku ingin kematian seperti itu, tentunya dalam khusnul khotimah semoga saja. Aku baru satuperempat abad rasanya melelahkan, apalagi sepertimu ya.
Tidak ada yang benar benar rumah bagiku ma, kata Allahpun dunia ini sementara. Ya memang tak ada rumah, sekalipun diriku sendiri seringnya aku dzolim pada diri sendiri. Segala perasaan aku pendam sendiri, biarlah ku pegang duri daripada ku keluarkan malah mengenai yang lain.. merekapun tau akulah penyebar duri itu. Lagi lagi tak ada rumah.
Apa rumah itu ada setelah kematian?

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top