perjalanan masih panjang ya

Ternyata jadi mamah cape banget ya mah.

Mau nyerah aja kadang mah, rasanya gaada yang ngertiin. Tapi kita harus selalu mengerti orang lain. Sebenarnya sudah biasa harusnya, karena itu yang mamah bapak ajarkan. Entahlah selalu ada rasa lelah. Ya aku bukan orang baik, jika ada yang memuji. Karena memang tidak, kadang aku tidak sebaik itu.
Tidak seikhlas itu, tidak sepasrah itu, tidak sesabar itu.
Karena setelah ku pikir tak ada rumah didunia, mungkin ku pendam saja sampai mati. Mengurangi rasa kalut kutulis disini, blogspot ini tempat yang sepi tak ada pengunjungnya. Ku bebas bercerita apa saja, seperti saat aku kecil menulis di diary. 
Kadang aku makan hal yang tidak kusukai, apa aku terlalu people pleaser? Ku coba jelaskan, ku jelaskan dengan jelas, kusampaikan dengan tegas apa itu menyakiti? Entahlah kadang menyampaikan perasaan membuatku tidak enak. Ku telan saja apa yang kudapat. Selalu ada dua sisi saat menelannya, bersyukur masih bisa memakannya dan menangis karena bukan hal yang kumau. 
Tolong jika tidak berniat jahat, jangan memaksaku. Karena aku akan melakukan apa yang diminta. Meskipun kenyataannya sangat melukai, karena aku tidak dapat menyampaikannya.
Jika aku berkata pelan, disangka tidak sungguh sungguh.
Jika aku berkata dengan tegas, disangka kasar.
Apakah membingungkan menjadi diriku?
Apakah perjalanan ini panjang? Apakah akhirku baik atau mengenaskan? 
Pastinya meski lelah aku jalani sajalah, karena aku terlalu takut untuk bunuh diri. Aku takut gagal mati, lalu menderita di rumah sakit, aku juga takut nanti malaikat maut dan Allah marah padaku. Katanya ku ambil alih perannya. Aku takut dihukumnya.
Tapi kadang aku bertanya, bagaimana menjalaninya. Jujur berasa kehilangan arah, menghitung hari ku punya keluarga baru. Akan kah ku bisa beradaptasi, atau lebih khawatir dengan adik adikku. Ya Tuhan berikan yang terbaik untuk kami.
2 hari lalu adikku rusak laptopnya, sementara laptop itu untuk modal kuliahnya. Laptop yang ku belikan ternyata tak bekerja dengan baik. Sebaiknya ku jual sajakah keduanya ya?
Lalu aku beli 1 buah yg proper untuknya. Ku jual emas tabunganku.
Aku hanya khawatir bapak memiliki terlalu banyak tuntutan. Sementara aku sebagai anak pertama tidak bisa membantunya.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top